Sabtu, 11 Desember 2010

Kanker Serviks – Penyebab, Tanda-Tanda, Cara Mencegah dan Mengobati Kanker Serviks

Beberapa waktu yang lalu kan Yesil ada angkat artikel tentang kanker payudara, nah artikel kali ini Yesil bakal angkat soal Kanker Serviks. Topik ini sering muncul dalam hidup Yesil belakangan ini, jadinya Yesil pengen share ne ma teman-teman. Data ini Yesil peroleh dari beberapa artikel baik di Internet maupun media tertulis.
Sekilas tentang kanker serviks??
Kanker serviks (Cervical Cancer) atau kanker mulut rahim memang bukan nama yang asing, apalagi buat cewe-cewe. Hal ini merupakan momok yang paling mengerikan setelah kanker payudara. Berikut ini Yesil share 13 fakta tentang kanker serviks yang wajib kita ketahui :
1.        Apa itu kanker serviks? Kenali dan cegah yuk!
Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim, yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina).
Kanker ini 99,7% disebabkan oleh Human Papilloma Virus (HPV) onkogenik, yang menyerang leher rahim. Berawal terjadinya pada leher rahim, apabila telah memasuki tahap lanjut kanker ini bisa menyebar ke organ-organ lain di seluruh tubuh penderita.
2.        Seberapa bahaya penyakit kanker serviks ini?
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, saat ini penyakit kanker serviks menempati peringkat teratas diantara berbagai jenis kanker berbahaya yang menyebabkan kematian pada wanita di Dunia. Di Indonesia, setiap tahunnya terdeteksi lebih dari 15.000 kasus kanker serviks.
Sekitar 8000 kasus diantaranya berakhir dengan kematian. Menurut WHO, Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks yang tertinggi di Dunia. Mengapa bisa begitu berbahaya? Pasalnya, kanker serviks muncul seperti musuh dalam selimut. Sulit sekali dideteksi sehingga penyakit telah mencapai stadium lanjut.
3.        Apa sebenarnya penyebab kanker serviks ini?
Pertama, kanker serviks disebabkan oleh virus HPV (Human Papilloma Virus). Virus ini memiliki lebih dari 100tipe, dimana sebagian besar diantaranya tidak berbahaya dan akan lenyap dengan sendirinya. Jenis virus HPV yang menyebabkan kanker serviks dan paling fatal akibatnya adalah virus HPV tipe 16 dan 18.
Kedua, selain disebabkan oleh virus HPV, sel-sel abnormal pada leher rahim juga bisa tumbuh akibat paparan radiasi atau pencemaran bahan kimia yang terjadi dalam jangka waktu cukup lama (seperti merokok, minum miras, obat-obatan/narkotika)
4.        Bagaimana cara penularan kanker serviks?
Penularan virus HPV bisa terjadi melalui hubungan seksual, terutama yang dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Penularan virus ini dapat terjadi baik dengan cara tranmisi melalui organ genital ke organ genital, oral ke genital, maupun secara manual ke genital.
Karenanya, penggunaan kondom saat melakukan hubungan intim tidak terlalu berpengaruh mencegah penularan HPV. Sebab, tidak hanya menular melalui cairan, virus ini bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Nah lho...makanya jangan jajan sembarangan yaaa.... ;-)
5.        Yuk kenali apa saja gejala kanker serviks ini!
Pada tahap awal, penyakit ini tidak menimbulkan gejala yang mudah diamati. Itu sebabnya, Anda yang sudah secara aktif secara seksual amat dianjurkan untuk melakukan tes Pap Smear setiap dua tahun sekali. Gejala fisik serangan penyakit ini pada umumnya hanya dirasakan oleh penderita kanker stadium lanjut.
Gejala kanker serviks tingkat lanjut :
·       Munculnya rasa sakit dan pendarahan saat berhubungan intim (contact bleeding)
·       Keputihan yang berlebihan dan tidak normal
·       Pendarahan di luar siklus menstruasi
·       Penurunanberat badan drastis.
·       Apabila kanker sudah menyebar ke panggul, maka pasien akan menderita keluhan nyeri punggung
·       Juga hambatan dalam berkemih, serta pembesaran ginjal.
6.        Berapa lama masa pertumbuhan kanker serviks ini?
Masa preinvasif (pertumbuhan sel-sel abnormal sebelum menjadi keganasan) penyakit ini terbilang cukup lama, sehingga penderita yang berhasil mendeteksinya sejak dini dapat melakukan  berbagai langkah untuk mengatasinya.
Infeksi menetap akan menyababkan pertumbuhan sel abnormal  yang akhirnya dapat mengarah pada perkembangan kanker. Perkembangan ini memakan waktu 5-20 tahun, mulai dari tahap infeksi, lesi pra-kanker hingga positif  menjadi kanker serviks.
7.        Benarkah perokok beresiko terjangkit kanker serviks?
Ada banyak penelitian yang menyebabkan hubungan antara kebiasaan merokok dengan meningkatnya resiko seseorang terjangkit  penyakit kanker serviks. Salah satunya adalah penelitian yang dilakukan di Karolinska Institute di Swedia dan dipublikasikan di British Journal of Cancer pada tahun 2001.
Menurut Joakam Dillner, M. D., penelti yang memimpin riset tersebut, zat nikotin serta “racun“ lain yang masuk kedalam darah (seperti yang kita ketahui terdapat lebih dari 4000 jenis zat kimia yang bersifat racun terkandung dalam sebatang rokok) melalui asap rokok  mampu meningkatkan kemungkinan  terjadinya kondisi “Cervical Neoplasia“ atau tumbuhnya sel-sel abnormal pada rahim. Cervical Neoplasia adalah kondisi awal berkembangnya kanker serviks di dalam tubuh seseorang.
8.        Selain perokok siapa saja yang beresiko terinfeksi?
Perempuan yang rawan mengidap kanker serviks adalah mereka yang berusia 35-50 tahun, terutama anda yang talah aktif secara seksual sebelum usia 16 tahun. Hubungan seksual pada usia terlalu dini bisa meningkatkan resiko terserang kanker leher rahim hingga2 kali dibandingkan perempuan yang melakukan hubungan seksual setelah usia 20 tahun.
Kanker leher rahim juga berkaitan dengan jumlah lawan seksual. Semakin banyak lawan seksual yang Anda miliki, maka semakin meningkat pula resiko terjadinya kanker serviks ini. Sama seperti jumlah lawan seksual, jumlah kehamilan yang pernah dialami juga meningkatkan  resiko terjadinya kanker ini.
Anda yang terinfeksi virus HIV dan yang dinyatakan memiliki hasil uji PAP SMEAR abnormal, serta para penderita gizi buruk, juga beresiko terinfeksi virus HPV. Pada Anda yang melakukan diet ketat, rendahnya konsumsi vitamin A, C dan E setiap hari bisa menyebabkan berkurangnya tingkat kekebalan tubuh sehingga mudah terinfeksi.
9.        Bagaimana cara mendeteksinya?
Pap Smear adalah metode pemeriksaan standar untuk mendeteksi kanker leher rahim. Namun Pap Smear bukanlah satu-satunya cara yang bisa dilakukan untuk mendeteksi penyakit ini. Ada pula jenis pemeriksaan dengan menggunakan asam asetat (cuka).
Menggunakan asam asetat cuka adalah yang relatif paling murah dan mudah dilakukan. Jika menginginkan hasil yang lebih akurat, tentunya lebih baik menghubungi  Dokter Specialisnya. Teknik pemeriksaan terbaru untuk deteksi dini kanker serviks di namakan teknologi Hybrid Capture II System (HCII).
10.     Bagaimana mencegah kanker serviks?
Meski menempati peringkat tertinggi diantara berbagai jenis penyakit kanker yang menyebabkan kematian, kanker serviks merupakan satu-satunya jenis kanker yang telah diketahui penyebabnya. Karena itu, upaya pencegahannya pun sangat mungkin dilakukan, yaitu dengan cara:
·       Tidak berhubungan intim dengan pasangan yang berganti-ganti
·       Rajin melakukan Pap Smear setiap 2 tahun sekali bagi yang sudah aktif secara seksual
·       Dan melakukan vaksinasi HPV bagi yangbelum pernah melakukan kontak seksual
·       Dan tentunya memelihara kesehatan tubuh
·       Hindari rokok, miras, terutama narkotika.
11.     Seberapa penting memakai vaksinasi HPV?
Pada pertengahan tahun 2006 telah beredar vaksin pencegah infeksi HPV tipe 16 dan 18 yang menjadi penyebab kanker serviks. Vaksin ini bekerja dengan cara meningkatkan kekebalan tubuh dan menangkap virus sebelum memasuki sel-sel serviks.
Selain membentengi dari penyakit serviks, vaksin ini juga bekerja ganda melindungi perempuan dari ancaman HPV tipe 6 dan 11 yang menyebabkan kutil kelamin. Yang perlu ditekankan adalah vaksinasi ini baru efektif apabila diberikan pada perempuan berusia 9-26 tahun yang belum aktif secara seksual.
Vaksin diberikan sebanyak 3kali dalam jangka waktu tertentu. Dengan vaksinasi, resiko terkena kanker serviks bisa menurun hingga 75%. Ada kabar gembira lhoo, mulai tahun ini harga vaksin yang semula Rp1.300.000,- sekali suntik menjadi Rp700.000,- saja sekali suntik.
12.     Adakah efek samping dari vaksinasi ini?
Vaksin ini telah diuji pada ribuan perempuan di Seluruh dunia, hasilnya tidak menunjukkan  adanya efek samping yang berbahaya. Efek samping yang paling sering dikeluhkan adalah demam, dan kemerahan, nyeri dan bengkak di tempat suntikan.
Efek samping yang sering ditemui lainnya adalah berdarah dan gatal di tempat suntikan. Vaksin ini sendiri tidak dianjurkan untuk perempuan hamil. Namun ibu menyusui boleh menerima vaksin ini.
13.     Bisakah kanker serviks disembuhkan?
Berhubungan tidak mengeluhkan gejala apapun, penderita kanker serviks biasanya datang ke Rumah Sakit ketika penyakitnya sudah mencapai stadium 3. Masalahnya, kanker serviks yang sudah mencapai stadium 2 sampai stadium 4 telah mengakibatkan kerusakan pada organ-organ tubuh lain seperti kandung kemih, ginjal, dan beberapa organ di sekitarnya.

Tiga jenis utama dari pengobatan untuk kanker serviks adalah Operasi, Radiasidan Kemoterapi.
1.        Stadium pra kanker hingga 1A biasanya diobati dengan histerektomi. Bila pasien masih ingin memiliki anak, metode LEEP atau cone biopsy dapat menjadi pilihan.
2.        Untuk stadium IB dan IIA kanker serviks:
·       Bila ukuran tumor/kanker <4cm: radikal histerektomi atau radioterapi dengan/tanpa kemo
·       Bila ukutan tuor/kanker >4cm: radioterapi dan kemoterapi berbasis cisplatin, histerektomi ataupun kemo berbasis cisplatin dilanjutkan dengan histerektomi.
3.        Kanker serviks stadium lanjut (IIB-IVA) dapat diobati dengan radioterapi dan kemo berbasis cisplatin.
4.        Pada stadium sangat lanjut (IVB), dokter dapat mempertimbangkan kemo dengan kombinasi obat misalnya hycamtin dan cisplatin.
Jika kesembuhan tidak dimungkinkan, tujuannya pengobatan adalah untuk mengangkat atau menghancurkan sebanyak mungkin sel-sel kanker. Kadang-kadang pengobatan ditujukan untuk mengurangi gejala-gejala. Hal ini disebut perawatan paliatif.
Faktor-faktor lain yang mungkin berdampak pada keputusan pengobatan Anda termasuk usia Anda, kesehatan Anda secara keseluruhan dan preferensi Anda sendiri. Seringkali cukup bijak untuk mendapatkan pendapat kedua (second opinion) yang memberikan Anda perspektif lain dari penyakit Anda.

Pembedahan untuk Kanker Serviks
Ada beberapa jenis operasi kanker serviks, beberapa melibatkan pengangkatan rahim (histerektomi), yang lainnya tidak. Daftar  ini mencakup jenis operasi yang paling umum untuk kanker serviks.
1.       Crysurgery
Sebuah probe metal yang didinginkan dengan nitrogen cair dimasukan ke dalam vagina dan pada leher rahim. Ini membunuh sel-sel abnormal dengan cara membekukan mereka. Crysurgery digunakan untuk mengobati kanker serviks yang hanya ada di leher rahim (stadium 0), tapi bukan kanker invasif yang telah menyebar ke luar leher rahim.
2.       Bedah Laser
Sebuah sinar laser digunakan untuk membakar sel-sel atau menghapus sebagian kecil dari jaringan kecil dari jaringan sel rahim untuk dipelajari. Pembedahan laser hanya digunakan sebagai pengobatan untuk kanker serviks pra-invasif (stadium 0)
3.       Konisasi
Sepotong jaringan berbentuk kerucut akan diangkat dari leher rahim. Hal ini lakukan dengan menggunakan pisau bedah atau laser atau menggunakan kawat tipis yang dipanaskan oleh listrik (prosedur ini disebut LEEP atau LEETZ). Pendekatan ini dapat  digunakan untuk menemukan atau mengobati kanker serviks tahap awal (0-I). Hal ini jarang digunakan sebagai satu-satunya pengobatan kecuali untuk wanita dengan kanker serviks stadium dini yang mungkin ingin memiliki anak. Setelah biopsi, jaringan (berbentuk kerucut) diangkat untuk diperiksa di bawah mikroskop. Jika batas tepi kerucut itu mengadung kanker atau sel-sel kanker, pengobatan lebih lanjut akan diperlukan untuk memastikan bahwa seluruh sel-sel kankernya telah diangkat.
4.       Histerektomi
Histerektomi sederhana: Rahim diangkat, tetapi tidak mencakup jaringan  yang berada di dekatnya, baik vagina maupun kelenjar getah bening pada panggul. Rahim dapat diangkat dengan cara operasi dibagian depan perut  atau melalui vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidakbisa hamil.Histerektomi digunakan untuk mengobati beberapa kanker serviks stadium awal (I) dan stadium pra-kanker serviks (0) jika ditemukan sel-sel kanker pada tepi konisasi.

Histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening: pada operasi ini, dokter bedah akan mengangkat seluruh rahim, jaringan di dekatnya, bagian atas vagina yang berbatasan dengan leher rahim dan beberapa kelenjar getahbening yang berada didaerah panggul. Operasi ini paling sering dilakukan melalui pemotongan bagian depan perut dan atau vagina. Setelah operasi ini, seorang wanita tidak bisa hamil. Sebuah histerektomi radikal dan diseksi kelenjar getah bening panggul adalah penobatan yang umum dilakukan untuk kanker serviks stadium I dan beberapa kasus stadium II, terutama pada wanita muda.
Dampak seksual dari histerektomi: setelah histerektomi, seorang wanita masihdapat merasakan kenikmatan seksual. Seorang wanita tidak memerlukan rahim untuk mencapai orgasme. Jika kanker telah menyebabkan rasa sakit atau pendarahan, meskipun demikian, operasi sebinarnya bisa memperbaiki kehidupan seksual seorang wanita dengan cara menghentikan gejala-gejala ini.
5.       Trachelektomi
Sebuah prosedur yang disebut trachelectomy radikal memungkinkan wanita muda tertentu dengan kanker stadium awal untuk dapat diobati dan masih dapat mempunyai anak. Metode ini melibatkan pengangkatan serviks dan bagian atas vagina dan meletakkan nya pada jahitan berbentuk seperti kantong yang bertindak sebagai pembukaan leher rahim di dalam rahim. Kelenjar getah bening di dekatnya juga diangkat. Operasi ini dilakukan baik melalui vagina ataupun perut.
Setelah operasi ini, beberapa wanita dapat memiliki kehamilan jangka panjang dan melahirkan bayi sehat melalui operasi ceasar. Dalam sebuah penelitian, tingkat kehamilan setalah 5 tahun lebih dari 50%, namun resiko keguguran lebih tinggi. Resiko kanker kambuh kembali sesudah pendekatan ini cukup rendah.
6.       Ekstenterasi Panggul
Selain mengambil semua organ dan jaringan yang disebut diatas, pada jenis operasi ini: kandung kemis, vagina, dubur dan sebagian usus besar juga diangkat. Operasi ini digunakan ketika kanker serviks kambuh kembali setelah pengobatan sebelumnya.
Jika kandung kemih telah diangkat, sebuah cara baru untuk menyimpan dan membuang air kecil diperlukan. Sepotong usus pendek dapat digunakan untuk membuat kandung kemih baru. Urine dapat dikosongkan dengan menempatkan sebuah tabung  kecil (disebut kateter) kedalam lubang kecil di perut (disebut urostomi) atau urine bisa mengalir  ke kantong plastik kecil yang ditempatkan dibagian depan perut.
Jika rektum dan sebagian usus besar diangkat, sebuah cara baru untuk melewati kotoran/feses diperlukan. Hal ini dilakukan dengan kolostomi, yaitu dibuat lubang pembukaan diperut dimana kotoran dapat dikeluarkan (teman pernah lihat n dengar berita tentang anak yang terlahir tanpa anus lalu dibuatkan lubang pembuangan di perutnya??trus tiap saat bawa2 kantung berisi feses gitu,, begitu lah kira-kira operasi ini). Atau ahli bedah mungkin dapat menyambung kembali usus besar sehingga tidak ada kantung diluar tubuh. Jika vagina diangkat, sebuah vagina baru yang terbuat dari kulit atau jaringan lain dapat dibuat/rekonstruksi.
Diperlukan waktu lama, 6bulan atau lebih untuk pulih dari operasi ini. Beberapa mengatakan butuh waktu 1-2 tahun untuk benar-benar menyesuaikan diri dengan perubahan radikal ini. Namun wanita yang pernah menjalani operasi ini tetap dapat menjalani kehidupan bahagia dan produktif. Dengan latihan dan kesabran, mereka juga dapat memiliki gairah seksual, kesenangan dan orgasme.
7.       Radioterapi untuk kanker serviks
Radioterapi adalah pengobatan dengan sinar berenergi tinggi (seperti sinar X) untuk membunuh sel-sel kanker ataupun menyusutkan tumornya. Sebelum radioterapi dilakukan, biasanya Anda akan menjalani pemeriksaan darah untuk mengetahui apakah Anda menderita enemia. Penderita kanker serviks yang mengalami pendarahan pada umumnya menderita anemia. Untuk itu, transfusi darah mungkin diperlukan sebelum radioterapi.
Pada kanker serviks stadium awal, biasanya dokter akan memberikan radioterapi (eternal maupun internal). Kadang radioterapi juga diberikan sesudah pembedahan. Kahir-akhir ini, dokter sering melakukan kombinasi terapi (radioterapi dan kemoterapi) untuk mengobati kanker serviks yang berada antara stadium IIB hingga IVA, yaitu anatara lain bila ukuran tumor lebih besar dari 4 cm atau bila telah menyebar ke jaringan lainnya (di luar serviks), misal kandung kemih atau usus besar.
Radioterapi ada 2 jenis, yaitu:
·       Radioterapi External: sinar X diarahkan ke tubuh anda (area panggul) melalui sebuah mesin besar.
·       Radioterapi Internal: suatu bahan radioaktif ditanam ke dalam rahim/leher rahim Anda selama beberapa waktu untuk membunuh sel-sel kankernya. Salah satunya metode radioterapi internal yang sering digunakan adalah brachytherapy.
Brachytherapy untuk kanker serviks
Brachytherapy yang telah digunakan untuk mengobati kanker serviks sejak awal abad ini.pengobatan yang ini cukup sukses untuk mengatasi keganasan di organ kewanitaan. Baik radium dan cesiumtelah digunakan sebagai sumber radoiaktif untuk memberikan radiasi internal. Sejak tahun 1960-an di Eropa dan Jepang, mulai diperkenankan sistem HDR (high dose rate) brachytherapy.
HDR brachytherapy diberikan hanya dalam hitungan menit. Untuk mencegah komplikasi potensial dari HDR brachytherapy, maka biasanya HDR diberikan dalam beberapa insersi. Untuk pasien kanker serviks, standar perawatannya adalah 5 insersi. Waktu dimana aplikator berada disaluran kewanitaan (vagina, leher  rahim &/ rahim) untuk setiap insersi adalah sekitar 2,5 jam. Untuk pasien kanker endometrium yang menerima brachytherapy saja atau dalam kombinasi dengan radioterapi external, maka diperlukan total 2 insersi dengan masing-masing waktu sekitar 1 jam.
Keuntungan HDR brachytherapy adalah antara lain: pasien cukup rawat jalan, ekonomis, dosis radiasi bisa disesuaikan, tidak ada kemungkinan bergesernya aplikator. Yang cukup memegang peranan penting bagi kesuksesan brachytherapy adalah pengalaman dokter yang menangani.

Efek samping Radioterapi


·       Kelelahan
·       Sakit maag
·       Diare
·       Mual
·       Muntah
·       Perubahan warna kulit (seperti terbakar)
·       Kekeringan/bekas luka pd vagina yg menyebabkan senggama menyakitkan
·       Menopause dini
·       Masalah dengan buang air kecil
·       Tulang rapuh/resiko mudah patah tulang
·       Anemia
·       Rendah jumlah sel darah putih
·       Pembengkakan kaki (lynphedema)


Jika Anda merokok maka Anda harus segera berhenti, karena merokok dapat meningkatkan efek samping radioterapi.

8.       Kemoterapi untuk Kanker Serviks
Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Biasanya obat-obatan diberikan melalui infus ke pembuluh darah aau melalui mulut. Setelah obat masuk ke aliran darah, mereka menyebar ke seluruh tubuh. Kadang-kadang beberapa obat diberikan dalam satu waktu.
Kemoterapi dapat menyebabkan efek samping. Efek samping ini akan tergantung pada jenis obat yang diberikan, jumlah/dosis yang diberikan dan berapa lama pengobatan berlangsung. Efek samping bisa termasuk:


·       Maag dan muntah (dokter bisa memberikan obat mual)
·       Hilang nafsu makan
·       Kerontokan rambut
·       Sariawan
·       Meningkatkan kemungkinan terjadi infeksi (akinat sel darah putih berkurang)
·       Pendarahan atau memar bila terjadi luka (akibat kurang sel darah merah)
·       Kelelahan
·       Menopause dini
·       Hilangnya kemampuan hamil (infertilitas)


Sebagian besar efek samping (kecuali menopause dan ketidaksuburan) berhenti ketika pengobatan selesai. Jika Anda memiliki masalah dengan efek samping, bicarakan dengan dokter Anda/perawat, karena sering kali ada cara untuk membantu. Pemberian kemoterapi pada saat yang sama seperti radioterapi dapat meningkatkan prospek kesembuhan pasien, tetapi dapat memberikan efek samping yang lebih buruk.

Analisa:
Jujur saja, saat Yesil mengetik artikel ini, Yesil ngeri banget, sempat juga artikel ini Yesil tinggalkan beberapa hari, karena sepertinya Yesil tidak terlalu berani untuk baca lebih lanjut lagi tentang Kanker Serviks ini. Tapi Yesil mencoba memberanikan diri untuk mencari tau lebih banyak lagi informasi tentang kanker mengerikan ini. Sebagai seorang wanita kita harus tau apa saja penyakit berbahaya yang sedang mengintai hidup kita. Kita tentunya harus berhati-hati dan menjaga diri kita dari penyakit-penyakit ini. Makanya Yesil pengen share ma teman2..
Operasi pengangkatan rahim saja tidak cukup membuat penderita sembuh seperti sedia kala. Selain operasi, penderita masih harus mendapatkan terapi tambahan, seperti radiasi, kemoterapi dan lainnya seperti yang uda Yesil paparkan. Setelah semua langkah tersebut dilakukan sekalipun tidak dapat menjamin 100% penderita mengalami kesembuhan total. Kanker ini masih bisa kambuh kembali lagi, trus operasi pengangkatan selanjutnya akan lebih mengerikan lg,, berarti sebagian besar organ-organ dalam perut hingga saluran pengeluaran diangkat... hiiiii... Yesil ga berani membayangkan menjalani hidup seperti itu..
Teman, ngabayangin ga?? sakit kankernya saja sudah menyakitkan dan membayahakan nyawa, mesti ditambah lagi dengan pengobatan yang mengerikan, dan belum tentu sembuh pula. Haaaiizzz.....
Teman, Pilih mana? mencegah atau pengangkatan rahim?? Operasi, Radiasi dan kemoterapi yang masih juga belum ada jaminan sembuh?? Lebih baik mencegah dari pada mengobati kan???
Tetap hidup sehat ya guys,,,
J

2 komentar:

  1. ehmm.. serem juga yah.. bahaya banget bt wanita apalagi kalo sampe pengangkatan rahim.. bayangkan kl ga punya rahim, brarti ga bs punya keturunan.. sebaiknya hape ga boleh taruh di saku celana deh.. radiasi nya bahya banget.. lebih baik taruh di tas.. selain radiasi juga mesti hindarin tuh yg namanya miras, rokok, narkoba dan segala macacm yg mengandung zat kimia lah.. So, keep our body healthy.. ^^

    BalasHapus
  2. Ql bukan diri sendiri yg menjaga na,, siapa lg coba??
    Ql sehat qt yg happy,, tp ql sakit semua org jd susah,, bkn cm diri sendiri yg sakit,, org2 terdekat juga akan tersakiti melihat org tersayangnya sakit,,
    So,, guys,, tetep hidup sehat y,,
    ;-)

    BalasHapus